Paradigma merupakan sudut pandang kita terhadap suatu masalah. Paradigma membatasi jalan berpikir kita, sehingga membatasi kemampuan kita untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, janganlah hanya mengandalkan suatu paradigma saja. Dalam melakukan pemrograman, kita harus melakukan pendekatan dengan paradigma yang tepat. Tidak ada satu paradigma yang dapat bekerja efektif pada semua permasalahan.
Jenis-jenis paradigma pemrograman :
1. Paradigma Prosedural / Imperatif
Didasari konsep Von Newmann [stored program concept]:
Terdapat memori yang dibedakan menjadi instruksi dan data. Memori ini dapat diberi nama dan harga. Dalam paradigma ini, kita memberikan instruksi yang akan diproses secara berurutan. Dalam instruksi ini, dapat juga terdapat percabangan, yang akan menentukan proses selanjutnya.
Pemrograman ini “gak manusia banget”, karena kita harus berpikir dalam batasan mesin. Namun, keuntungan dengan paradigma ini adalah efisiensi eksekusi, karena dekat dengan mesin.
Contoh : Algol, Pascal, Fortran, Basic, Cobol, C, dll…
2. Paradigma Fungsional
Didasari fungsi [seperti dalam matematika]
Terdapat fungsi–fungsi dasar yang dapat dilakukan oleh mesin. Fungsi-fungsi tersebut dapat membentuk komposisi yang disebut sebagai primitif. Untuk menyelesaikan masalah, kita menyusun primitif sedemikian rupa untuk menyelesaikan masalah yang ada, untuk memunculkan solusi. Dengan demikian, kekurangan paradigma ini adalah efisiensi serta kinerjanya, karena pengolahan dilakukan lebih lama.
Contoh : LISP, APL, LOGO
3. Paradigma Deklaratif, Predikatif atau Logic
Didasari oleh predikat, yakni pendefinisian relasi antar individu yang merupakan kumpulan dari fakta.
Pada paradigma ini, diuraikan sejumlah fakta dan aturan [inference rules]. Ketika program dieksekusi, pemakai program mengajukan pertanyaan [query]. Selanjutnya, program akan menyocokkan pertanyaan dengan fakta-fakta yang ada untuk menyelesaikan masalah.
Contoh : Prolog
4. Paradigma Berorientasi Objek