Jakarta - Apa yang dilakukan sebuah kelompok yang mengatasnamakan Anonymous di Indonesia dianggap bukan hal baru. Bahkan, indikasinya ini hanya cara mencari perhatian.
Hal itu dikemukakan Wakil Ketua Indonesia Security Incident Response Team On Internet Infrastructure (ID-SIRTII), M. Salahuddien, saat berbincang dengan detikINET, Senin (1/8/2011).
Pria yang akrab disapa Didin Pataka itu menanggapi adanya sebuah dokumen yang mengatasnamakan Anonymous Operations Indonesia. Dalam dokumen itu Didin disebut-sebut lewat namanya di akun Twitter @patakaid.
"Gini dulu deh, pertama gerakan kayak begini bukan barang baru. Kedua, apa yang dibuka juga kelemahan dan data 'klasik' alias memang pengelolanya gak care terhadap sistemnya," ujar Didin,
Memang, Didin mengakui, di situ ada nilai bombastis karena menyebut nama seperti Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring lalu dikaitkan politik dan kasus-kasus terkenal seperti Prita, Nazarrudin dan Lapindo.
"Sebenarnya gak ada hubungannya, jadi menurut saya itu cuma cara mencari perhatian saja," kata Didin.
Sedangkan soal 'protes' terhadap filter internet, Didin mengatakan kebijakan itu merupakan kepatuhan pada hukum dan undang-undang. "Tidak ada hubungannya dengan kebebasan di internet karena jelas itu kriminal," ia menambahkan.
Didin juga tidak mempersoalkan bahwa namanya ikut disebut-sebut dalam dokumen online bertajuk 'Tea Party: The Appetizer'. "Ya, saya alhamdulillah saja, terima kasih karena mengingatkan bahwa di luar sana tentu saja banyak sekali orang hebat dan para aktivis potensial berilmu tinggi yang tidak kalah dengan mereka di luar negeri," pungkasnya.
Serangan Anonymous di Indonesia Mulai Berhasil?Jakarta - Kelompok hacker Anonymous sejak beberapa waktu lalu dikabarkan mulai menggelar operasinya di Indonesia. Benarkah operasi itu mulai membuahkan hasil?
Indikasi keberhasilan operasi itu disampaikan dalam sebuah dokumen online bertajuk 'Tea Party: The Appetizer'. Isi dokumen itu konon merupakan data yang dibobol dari Kementerian Kesehatan dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Info akan adanya dokumen online itu disampaikan akun @anonyOpsIndo ke akun @detikinet di Twitter. Info serupa juga disampaikan pembaca lewat email yang diterima detikINET, Senin (1/8/2011).
Sesuai judulnya, dokumen ini disebut-sebut baru 'hidangan pembuka' saja. Sedangkan hidangan utamanya masih disimpan dan akan disajikan di kemudian hari.
Seperti kelompok LulzSec, kelompok Anonymous Operations Indonesia (AnonyOpsIndo) ini mengibaratkan diri sebagai pelaut di atas sebuah kapal. "Penumpang kapal ini, yang banyak di antaranya adalah orang Indonesia, ingin menyampaikan terima kasihnya pada #kominfo @tifsembiring @iwansumantri @patakaid #idsirtii," demikian tercantum dalam dokumen itu.
Nama orang dan lembaga yang disebut di situ dikatakan menyediakan bahan baku yang digunakan dalam meracik kue yang akan dihidangkan. Tentunya ini semacam sindiran pada lembaga dan orang-orang itu.
Aksi ini pun nampaknya masih akan diteruskan. Sesuai pesan yang tertera dalam dokumen itu: "Untuk kaffeklatch (duduk santai sambil minum kopi-red) berikutnya, kami akan menghidangkan penganan seperti #oplapindo #opprita dan #opnazarrudin! Siapkan peralatan makan Anda!"
Di bagian akhirnya dokumen itu, pelaku berpesan pada Menteri Kominfo Tifatul Sembiring agar melakukan filter pada server Kominfo sebelum memfilter internet.
Selain itu, pelaku yang membubuhkan tandatangan gerakan AntiSec itu mencoba menyampaikan pesan pada rakyat Indonesia bahwa mereka bukanlah musuh. "Kami bukan musuh Anda, kami bukan teroris, kami adalah Anda," sebut pesan itu.
[You must be registered and logged in to see this link.]